1. Diakonia. Berasal dari bahasa Yunani artinya pelayanan. Dalam PB kata ini sering dipakai buat semua bentuk pelayanan dalam Gereja Yesus Kristus. Pelayan dalam Gereja disebut dalam bahasa Yunani diakonos (1 Kor.3:5; 2 Kor.6:4). Dari diakonos kemudian lahir kata latin diaken yang umum kita dengar sekarang. Malahan Kristus sendiri disebut Pelayan (Roma 15:8). Dalam gereja-gereja masa kini kata diakonia umumnya dipakai bagi aktivitas gereja untuk membantu anggota-anggota gereja yang lemah secara ekonomi. Hal ini sebagai implementasi dari “pelayanan meja”(baca Kisah 6:1-6).
2. Selibat. Dari bahasa Latin coelibatus yang berarti tidak menikah. Dalam gereja Roma Katolik para rohaniawan yang telah ditahbiskan harus tetap hidup membujang, tidak menikah. Mula-mula selibat bukan syarat mutlak, kemudian dijadikan mutlak oleh Paus Gregorius Agung (1073-1085) dan ditetapkan pada Konsili di Trente (1545-1563). Dasar Alkitab yang dipakai gereja Roma Katolik adalah Matius 19:12,29; 1 Kor.7:7; Wahyu 14:4. Para Reformator memandang menikah adalah peraturan Tuhan dan tidak merendahkan manusia. Alkitab juga membuktikan demikan. Sebagi bukti Petrus memiliki istri (Matius 8:14) dan Rasul rasul yang lain juga beristri (1 Kor.9:5; bandingkan 1 Tim.4:3; Titus 1:6).
3. Sanhedrin. Sanhedrin adalah “Mahkamah Agung” bangsa Yahudi pada masa hidup Yesus. Beranggotakan 70 orang, sebagian besar para imam, tetapi juga orang-orang Farisi. Sebagai pemimpinnya Imam Agung. Sanhedrin berada di Yerusalem kota pemerintahan bangsa Yahudi masa itu. Pemerintah Roma tidak mau ikut campur tangan dengan adat istiadat orang Yahudi. Karena itu pemerintahan di Palestina diserahkan kepada orang Yahudi sendiri kecuali keamanan. Pemerintahan ini dijalankan oleh sanhedrin. Jadi kuasa Sanhedrin tidak hanya mengenai hal-hal keagamaan saja tetapi mereka juga diserahi tugas mengumpulkan pajak bagi pemerintahan Roma. Tugas ini kemudian didelegasikan kepada pemungut cukai yang bertindak atas nama Sanhedrin. Tetapi untuk pelaksanaan hukuman mati, Sanhedrin harus mendapatkan persetujuan wakil
pemerintahan Roma di Palestina.
2. Selibat. Dari bahasa Latin coelibatus yang berarti tidak menikah. Dalam gereja Roma Katolik para rohaniawan yang telah ditahbiskan harus tetap hidup membujang, tidak menikah. Mula-mula selibat bukan syarat mutlak, kemudian dijadikan mutlak oleh Paus Gregorius Agung (1073-1085) dan ditetapkan pada Konsili di Trente (1545-1563). Dasar Alkitab yang dipakai gereja Roma Katolik adalah Matius 19:12,29; 1 Kor.7:7; Wahyu 14:4. Para Reformator memandang menikah adalah peraturan Tuhan dan tidak merendahkan manusia. Alkitab juga membuktikan demikan. Sebagi bukti Petrus memiliki istri (Matius 8:14) dan Rasul rasul yang lain juga beristri (1 Kor.9:5; bandingkan 1 Tim.4:3; Titus 1:6).
3. Sanhedrin. Sanhedrin adalah “Mahkamah Agung” bangsa Yahudi pada masa hidup Yesus. Beranggotakan 70 orang, sebagian besar para imam, tetapi juga orang-orang Farisi. Sebagai pemimpinnya Imam Agung. Sanhedrin berada di Yerusalem kota pemerintahan bangsa Yahudi masa itu. Pemerintah Roma tidak mau ikut campur tangan dengan adat istiadat orang Yahudi. Karena itu pemerintahan di Palestina diserahkan kepada orang Yahudi sendiri kecuali keamanan. Pemerintahan ini dijalankan oleh sanhedrin. Jadi kuasa Sanhedrin tidak hanya mengenai hal-hal keagamaan saja tetapi mereka juga diserahi tugas mengumpulkan pajak bagi pemerintahan Roma. Tugas ini kemudian didelegasikan kepada pemungut cukai yang bertindak atas nama Sanhedrin. Tetapi untuk pelaksanaan hukuman mati, Sanhedrin harus mendapatkan persetujuan wakilpemerintahan Roma di Palestina.
