Kesaksian Hidup: 71 hari dirawat & Sendiri Tetapi Tuhan berkuasa

 ^  Yanti yang berbaju bunga bunga paling kiri  
Saya Yanti, Seorang yang masih boleh merasakan Anugrah Tuhan Yesus Kristus dalam hidup saya. 

Saya dirawat di Rumah sakit pada tanggal 10 Maret sampai 19 mei 2014 tanpa didampingi keluarga, karena mama saya sudah lanjut usianya dan kakak dan adik saya sudah berkeluarga dan tinggalnya jauh dari RS saya di rawat hanya Tuhan Yesus yang begitu setia mendampingi saya, di RS saya sendiri yang Kristen dan warna kulit saya putih

Saya pernah sakit usus buntu pecah 7 hari pada tahun 1979 dimana menurut medis, kalau usus buntu pecah  tidak tertolong,tapi mujizat masih ada setelah dioperasi dan dirawat 3 minggu saya  sehat kembali.

Akibat usus buntu pecah dampaknya perlengketan usus dimana pada tahun 1997 dan tahun 1999 saya harus menjalani operasi pembebasan usus yang lengket, dampak perlengketan usus secara medis  tidak bisa makan dan tidak bisa BAB tapi puji Tuhan selama mengalami perlengketan usus saya masih bisa makan dan BAB tiap hari, hanya perutnya terasa sakit yang luar biasa tiap hari.


Setelah Natal sekolah minggu 2013 saya menjalani pemeriksaan rutin ke rumah sakit karena setiap hari saya mengalami sakit perut yang terus menerus di sertai diare menurut dokter internist ada gangguan lambung dan peradangan usus, setelah diobati keadaan tidak membaik, lalu saya  konsul ke Dokter bedah hasilnya saya mengalami perlengketan usus  dan harus menjalani operasi, saya tanya ke dokter berapa biayanya diperkirakan  sekitar 10 juta lalu saya siapkan dananya, saya menganggap  operasi ini seperti operasi yang sebelumnya yg  pernah saya jalani  operasi 2 jam dirawat 1 minggu dan istirahat kerja 2 minggu jadi tidak ada perasaan takut atau kuatir makanya hari minggu saya masih melayani kolekte dan mengajar sekolah minggu .

 Saya ditangani oleh dokter yang mengoperasi saya pada tahun 1997 dan 1999 dimana hubungan saya dengan dokter  ini sangat baik saya mengenal dekat dengan  keluaraganya jadi seperti papa saya sendiri  dokter bedah ini adalah dokter bedah senior yang minim kegagalan operasi 



Operasi  dilakukan pada hari senen  tanggal 10 maret 2014, operasi berjalan  selama  5 jam,ternyata perlengketan usus saya sangat parah,  setelah operasi beberapa hari  keadaan saya tidak membaik lalu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut  lalu pada hari jumat dokter bedah saya  memutuskan untuk menyerahkan saya untuk ditangani oleh dokter bedah yang lainnya  , pada tanggal 16 maret 2014 hari minggu  jahitan luka operasi saya  terbuka dimana pada hari rabu dan saptu pada saat diganti perban luka saya sudah mulai kering , hari senen dokter memeriksa luka jahitan saya lalu dokter mengatakan bahwa luka operasi saya harus dijahit lagi, saya berfikir bahwa saya masuk kamar operasi hanya  untuk dijahit luka yang terbuka , lalu tanggal 20 maret 2014 hari kamis saya masuk kamar operasi ternyata   saya menjalani operasi besar selama 7 jam dan ada usus besar yang dipotong 30 cm karena ususnya berlubang dan ada yang rapuh ,setelah selesai  operasi  dokter mengatakan bahwa saya ditaruh di ruang  ICU,  tak terbayang kalau saya mejalani perawatan  di ruang ICU karena  keadaa saya kritis  mengalami pendarahan sehingga di rawat di ruang ICU,


 



Ilustrasi 
saat dirawat di ruang  ICU saat diberikan makan dan minum tidak lama kemudian kembali keluar karena  makanan dan minuman sudah diolah oleh lambung tidak bisa mengalir ke usus,pada hari ke 7 saya minta minta pindah ke ruang perawatan karena saya sudah tidak nyaman di ruang ICU, dokter minta saya untuk bertahan 1 hari lagi tapi saya bersikeras minta pindah, dokter menjelaskan keada saya yang sebenarnya dimana saya belum bisa makan dan minum walaupun sudah bisa berjalan, karena saya bersikeras minta pindah akhirnya dokter mengijinkan pindah dengan syarat saya harus dipasang selang dari hidung ke lambung, pasang kateter dan saya tidak boleh banyak bicara agar tidak banyak udara yang masuk akhirnya saya dipindahkan ke ruang perawatan, sebelum pindah dokter membuka beberapa benang  jahitan operasi saya untuk mengeluarkan cairan dari dalam luka operasi saya


 Puji Nama Tuhan dokter yang merawat saya  diberikan  hikmat oleh Tuhan, setelah saya dipuasakan selama 2 hari  saya mulai  diberi makan 1 sendok bubur  dengan jarak waktu 15 menit, baru boleh diberikan 1  sendok bubur lagi  begitu pula dengan minum hanya boleh 1 teguk dengan jarak 15 menit ke 1 teguk berikutnya, setelah 6 hari baru naik menjadi 10 menit untuk jarak waktu makan 1 sedok bubur dan 1 teguk lalu naik dan naik mulai boleh makan nasi tim dan terakhir makan nasi dan menjadi makan norm al kembali.



1 minggu setelah keluar ruang ICU saya kembali masuk kamar operasi untuk menjahit luka yang dibuka oleh dokter ternyata luka saya tidak bisa dijahit karena tidak ada jaringan dokter menyarankan untuk makan teluh puyuh 10 butir setiap hari karena kandungan proteinnya 4 kali dari telur ayam, keluar dari kamar operasi saya menangis bertanya kepada Tuhan kenapa mau dijahit saja susah.
Pasca luka saya gagal dijahit saya mulai latihan banyak jalan karena dokter sangat memantau sekali perkembangan saya dan saya mendapat dokter yang begitu perhatian pada saya, dimana pada saat kondisi saya belum stabil beliau tidak menerima pasien untuk dioperasi jadi hanya focus kepada kasus saya padahal sudah ada beberapa pasien yang menanti penanganan beliau untuk dioperasi.
Pada saat saya mulai stabil Tuhan pakai saya luar biasa padahal masih ada luka yang terbuka 10 cm diperut saya tapi tak terasa sakit, Tuhan  pakai  saya untuk memotivasi pasien lainnya bahkan ada  menagis dihadapan saya dan beberapa kali ada yang menangis dipundak saya pada saat mereka mencurahkan kesedihannya kepada saya, yang tak terbayang didalam benak saya, saya mengajari seorang kakek untuk membaca alkitab pada hari jumat Agung, saya katakan membaca alkitab itu harus bersuara, karena iman timbul dari pendengaran, pendengaran akan Firman Tuhan, adakalanya perawat yang meminta saya untuk melihat pasien lain yang hanya terbaring di ranjang, banyak yang tak mengira kalau saya itu pasien karena gelang pasien saya lepas dimana berat badan saya turun 20 kg, mereka baru tahu saya pada saat saya ganti perban dimana mereka sempat melihat luka operasi saya yang begitu panjang 30 Cm dan ada luka yang terbuka 10 cm yang belum bisa dijahit, adakalanya ada yang bertanya  kepada saya mengapa saya mau bergaul akrab dengan mereka, saya hanya katakan kita sama-sama makan nasi, bahkan kalau saya tidak keluar dari kamar dipertanyakan yanti kenapa hari ini kamu tidak kelihatan, saya katakana saya tidak keluar dari ranjang karena dokter mau datang.

Puji nama Tuhan 1 minggu kemudian luka saya bisa dijahit selesai dijahit dokter berpesan bahwa perban saya jangan dibuka selama 1 minggu saya senang sekali mendengarnya karena selama ini setiap pagi dan sore perban saya harus diganti dan diberikan antibiotic tabur karena mengeluarkan banyak cairan bahkan karena banyaknya cairan yang keluar sempat ditambahkan pembalut diatas perban  


ilustrasi
Puji Pujian anak GPdI Ketapang 
Ada kuasa dalam pujian, waktu luka saya dijahit saya dibius lokal tapi obat biusnya tidak mempan selama di jahit sakitnya luar biasa, saya menyanyikan lagu pujian ucapan syukur terus menerus sambil melawan rasa sakit yang luar biasa,puji Tuhan akhirnya saya berhasil di jahit 12 jahitan.
Ternyata luka jahitan saya tetap mengeluarkan cairan walaupun sudah berhasil di jahit dan kembali harus diganti perbannya setiap hari tapi hanya 1 kali diwaktu pagi saja, entah mengapa luka jahitan saya yang mengeluarkan cairan jadi berlubang tapi tidak terasa sakit tapi kata dokter tidak apa-apa nanti akan rapat sendiri, banyak yang bertanya kepada saya kenapa luka tetap remburs tidak mau kering padahal saya tidak ada penyakit diabetes

15 hari setelah luka saya dijahit, dokter buka benang jahitan saya, pada saat benang jahitan saya dibuka ternyata luka operasi saya kena bakteri, lukanya berlubang ada 5 lubang jadi saya harus menjalani perawatan luka khusus pagi dan sore, saya menangis bertanya kepada Tuhan mengapa, karena saya berfikir begitu buka jahitan saya bisa pulang kerumah, saya menangis sambil berdoa sampai saya mendengar suara Tuhan yang berkata ada rencana yang indah buat kamu yanti, setelah mendengar suara itu saya menjadi tenang
Yanti baju batik dan rok putih
KKR anak GPdI ketapang

Kalau malam saya menangis bicara dengan Tuhan masalah biaya rumah sakit yang begitu besar dimana saya tidak punya uang untuk membayarnya, saya baca 2 Raja2 4:1-7 tentang minyak seorang janda, saya baca berulang-ulang saya imani terus menerus,  Puji Tuhan saya dirawat di Rumah sakit dimana saat saya masuk ruang ICU keluarga saya tidak diminta uang jaminan, begitu pula luka saya tetap dirawat setiap hari  walaupun saya belum melakukan pembayaran  yang diminta bagian keuangan, karena kepala perawat ruangan mengatakan bahwa antara keuangan tidak ada hubungannya dengan perawatan, tugas perawat adalah tetap merawat pasien.

Masalah biaya rumah sakit saya bicara kepada dokter yang merawat saya beliau katakan bahwa  bisa dicicil dan puji Tuhan disetujui bisa dicicil 10 kali, Tuhan baik dokter yang mengoperasi saya tanggal 10 Maret 2014 menghapuskan semua biaya visitnya dan biaya operasi dicoret diganti hanya menjadi  Rp 500.000,- Begitu banyak pengurangan biaya rumah sakit, sehingga bagian keuangan mempertanyakan, baik sekali dokternya mau menghapuskan banyak biaya saya, ada perawat yang Kristen menyarankan bahwa tiap minggu lakukan pembayaran semampunya jadi tiap minggu saya lakukan pembayaran Rp 500.000,- kadang kala Rp 1.000.000,-

2 minggu setelah saya menjalani  perawatan luka, luka saya membaik hanya tinggal 1 lubang kecil dan hanya diberikan obat luka biasa dan dokter mengijinkan saya pulang jumat 16 Mei 2014.
Pada saat saya mau pulang saya ada masalah dengan keuangan karena pihak RS menolak dokter yang mau menjadi penjamin saya, pihak keuangan minta surat berhaga untuk jaminannya atas biaya yang dicicil 10 kali selama 10 bulan dimana saat itu saya tidak punya surat berharga sebagai jaminannya,  hari jumat itu saya belum dijinkan keluar dari rumah sakit, Tuhan baik Dia kirim orang yang mau membantu masalah biaya rumah sakit saya, sehingga pada hari senen 19 Mei 2014 saya bisa melunasi semua biaya rumah sakit sebesar 85% dari seluruh biaya rumah sakit, suatu kemurahan Tuhan yang luar biasa selama ini saya hanya mampu membayar 15% dari seluruh total biaya tapi saya mendapatkan perawatan yang maksimal dari rumah sakit sampai saya sembuh

 Penyertaan Tuhan luar biasa selama saya dirawat 71 hari dimana saya mendapatkan dokter yang sangat peduli kepada saya pada saat saya di ICU setiap hari dokter visit tanpa mengenal hari libur begitu pula dengan perawatan luka operasi saya dokter sendiri yang merawat luka dan menggantikan perbannya bahkan guritanya dokter sendiri yang mengikatnya, juga perawat-perawat rumah sakit yang merawat saya dari keadaan tidak berdaya selama 25 hari sampai saya bisa berjalan, dan Tuhan berikan orang-orang yang begitu peduli kepada saya walaupun mereka tidak seiman tapi mereka begitu peduli sekali pada saya, saya mendapat berkat makanan yang begitu melimpah dari mereka, pernah sendok makan jatuhpun mereka buru-buru datang menolong saya mereka katakana kalau perlu apa-apa bilang jangan sungkan untuk minta tolong, saya merasa seperti Nabi Elia ditepi sungai Kerit (1 Raja2 17:1-6)

Ilustrasi berdoa
gambar asli : SIL 2015 - anak anak berdoa dengan sungguh sungguh
Saya mengerti sekarang mengapa luka operasi saya lama sembuhnya/bermasalah selalu remburs setiap hari ternyata Tuhan punya rencana indah buat saya karena Dia tahu bahwa saya tidak ada yang merawat di rumah, melalui luka yang selalu remburs tubuh saya kembali pulih dimana saya dalam keadaan tidak berdaya selama 25 hari sehingga berat badan saya turun 20 kg, puji Tuhan saya pulang dalam keadaan sehat kembali, selama di rawat di RS perasaan bosan tidak ada tapi perasaan ingin pulang ada, disitu saya merasakan penyertaan Tuhan yang luar biasa
  
Apapun yang terjadi di dalam hidup ini asalkan semua seijin Tuhan, Tuhan sanggup memberikan jalan keluarnya dan menolong kita tepat pada waktunya, mujizat masih ada

Janty Kurnia-guru sekolah minggu GPDI Ketapang